Narkotika Berbahaya Pemicu Halusinasi

Narkotika Berbahaya Pemicu Oleh karenanya, obat psikedelik bisa memunculkan dampak berbentuk euforia atau hati suka, sudut pandang terusik, dan perombakan pada kesan semua pancaindra orang yang mengkonsumsinya. Obat psikedelik bahkan juga bisa mengakibatkan pemakainya berhalusinasi.

Sepintas Mengenai Obat Psikedelik Narkotika Berbahaya Pemicu

Arti obat psikedelik pertamanya kali disampaikan dengan seorang psikolog yang namanya Humphry Osmond di tahun 1956. Psikolog itu mendapati jika ada tanda-tanda halusinasi dan perombakan mood ke orang yang memakai zat spesifik. Olehnya, zat itu diberi nama zat psikedelik. Narkotika Berbahaya Pemicu

Sebelumnya, zat atau obat psikedelik dipakai untuk menyembuhkan bermacam masalah psikis, seperti stres, masalah depresi pascatrauma (PTSD), dan masalah kekhawatiran.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, obat ini banyak disalahgunakan oleh beberapa orang yang pengin nikmati kesan atau euforia spesifik, sebab dampaknya yang memabukkan dan bisa membuat mood ‘bahagia’. Obat psikedelik cukup sering dipakai oleh kelompok remaja.
Secara hukum, obat psikedelik sudah dikelompokkan selaku beberapa obat terlarang. Di Indonesia, obat ini termasuk selaku narkotika kelompok I atau narkotika yang beresiko tinggi mengakibatkan ketagihan. Obat psikedelik dapat digolongkan selaku kelompok obat psikotropika.
Bermacam Tipe Obat Psikedelik
Beberapa obat psikedelik dibuat secara sintetik, tetapi ada juga yang tercipta dengan alamiah dari beberapa tumbuhan spesifik. Beberapa macam bahan kimia dan tanaman yang terhitung dalam kelompok zat atau obat psikedelik, salah satunya:
1. LSD (lysergic acid dietilamaida)
Obat psikedelik ini pertamanya kali diketemukan di tahun 1938, tetapi mulai terkenal semenjak tahun 1960-an.
Asam lisergat dietilamida (LSD) dibuat dari asam lisergat, yakni sari jamur yang tumbuh di rumput gandum dan tipe beberapa bijian spesifik. LSD termasuk obat psikedelik dengan dampak halusinasi paling kuat. Dampak halusinasi dari LSD dapat tampil sesudah satu jam konsumsi obat itu dan dapat berjalan sampai 12 jam.
Obat ini beresiko dan umumnya diketemukan berbentuk serbuk atau cairan bening, tidak bau, dan tidak warna. Disamping itu, ada pula berbentuk tablet warna, pil, kapsul, dan gelatin.

Related Posts

error: Content is protected !!